Wednesday, January 4, 2012

Ikan Turunkan Risiko Serangan Jantung pada Wanita


Para peneliti dari Denmark menemukan bahwa wanita subur yang tidak pernah makan ikan mempunyai peluang 50 persen lebih tinggi untuk mengalami masalah kardiovaskuler dibandingkan wanita yang mengkonsumsi ikan setiap minggu.

“Kami menemukan bahwa meskipun wanita hanya makan ikan dua kali sebulan, hal tersebut bermanfaat,” ujar ketua peneliti Marin Strom, mahasiswa postdoctoral di Center for Fetal Programming di Statens Serum Institute di Kopenhagen, Denmark.

“Para wanita yang mengkonsumsi ikan mendapatkan hasil yang menggembirakan," kata Marin. Namun jika ingin mendapatkan hasil yang optimal dari konsumsi ikan, kata dia, para wanita harus mengikuti rekomendasi diet yang disarankan. "Yakni makan ikan sebagai menu utama setidaknya dua kali seminggu,” kata Marin seperti dikutip oleh edisi online Hypertension dan dimuat di Health Day edisi 5 Desember 2011.

Tim yang dipimpin Marin Strom mengoleksi data dari 49 ribu wanita hamil antara tahun 1996 hingga 2008. Mereka ditanya mengenai seberapa sering mengkonsumsi ikan serta jenis ikan yang dimakan. Mereka yang berusia 15 hingga 49 tahun saat penelitian dimulai juga ditanya mengenai sejarah kesehatan keluarga dan gaya hidupnya.

Selama delapan tahun ditemukan 577 kasus kardiovaskuler, termasuk di dalamnya hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Lima dari mereka meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskuler.

Secara umum para peneliti menemukan semakin banyak wanita yang sedikit makan ikan atau tidak makan ikan sama sekali dirawat di rumah sakit untuk penyakit kardiovaskuler dibandingkan mereka yang suka mengkonsumsi ikan.


Menurut Strom, yang menjadi pelindung bagi penyakit jantung dan penyakit kardiovaskuler adalah minyak ikan omega 3 yang mempunyai rantai panjang asam lemak tak jenuh. “Sumber terbaik adalah ikan berlemak seperti salmon, haring, mackerel, ikan forel, dan Greenland halibut,” ujar dia.

Ditambahkan, meski ikan yang digoreng dinilai kurang sehat, menurut Strom hal tersebut tidak menghilangkan asam lemak di dalamnya.

Menanggapi hasil penelitian ini, Dr. Gregg Fonarow, seorang profesor kardiologi dari University of California, Los Angeles, mengatakan bahwa temuan tersebut konsisten dengan studi lain pada wanita yang lebih tua dan para pria. “Hasil riset ini lebih mendukung data bahwa asam lemak omega 3 dalam makanan sebagai suplemen adalah pelindung bagi penyakit kardiovaskuler," kata dia.




No comments:

Post a Comment