Tuesday, January 3, 2012

Misubishi Lirik Investasi Gas Alam


JAKARTA -- Mitsubishi Corp. berencana menanamkan investasinya di sektor energi. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono mengatakan perusahaan asal Jepang itu akan berinvestasi dalam pengolahan batu bara menjadi gas alam di Sumatera Selatan. "Dalam waktu dekat, saya akan bertemu dengan pihak Mitsubishi," katanya kemarin.
Potensi batu bara di Indonesia cukup besar, namun belum bisa dioptimalkan. Menurut Widjajono, sebanyak 80 persen batu bara ditujukan untuk pasar ekspor dan hanya 20 persen bagi pasar domestik. Batu bara dapat diolah menjadi gas dengan metode underground coal gasification. Harga gas hasil pengolahan batu bara akan lebih murah, sehingga bisa dimanfaatkan untuk sumber daya listrik. Mitsubishi sudah menawarkan harga penjualan untuk gas alam hasil produksinya, yaitu US$ 10 sen kilowatt per jam (kWh). Harga ini lebih murah dibanding penggunaan BBM yang mencapai US$ 36 sen per kWh. "Padahal batu bara, jika digunakan untuk listrik, base load-nya lebih bagus, namun harganya kurang bagus, jadi orang tak mau jual," ujarnya.

Rencananya kilang pengolahan pengganti gas alam ditargetkan mulai beroperasi pada 2017. Sedangkan pembangunan akan dimulai tahun depan. Meski dibangun di Sumatera Selatan, gas akan dialirkan ke Jawa melalui pipa. "Sumatera Selatan lumbung energi nasional. Listriknya Rp 700 per kWh. Bayangkan jika berubah menggunakan gas dan batu bara," kata Widjajono.
Selain Jepang, menurut Widjajono, Thailand tertarik bekerja sama membangun listrik tenaga surya. Harga yang ditawarkan hanya US$ 20 sen per kwh. Ke depannya, Indonesia akan menjalin kerja sama dengan negara-negara yang sudah menerapkan penggunaan energi terbarukan. Alasannya, mencari harga yang lebih murah dari bahan bakar minyak. "Di Jepang, listrik dengan tenaga arus laut hanya menghabiskan biaya US$ 15 sen per kWh," ujarnya.
Pada 2025, pemerintah menargetkan penggunaan energi terbarukan mencapai 25 persen untuk menggantikan konsumsi BBM yang terus melonjak. "Kalau berhasil, impor BBM pasti akan berkurang. Sekarang impor BBM dan crude 600 ribu barel per hari," katanya.| ROSALINA


sumber : koran tempo

No comments:

Post a Comment